Catatan Hari-hari Seorang Musafir

Wednesday, February 14, 2007

Teliti dan Perbaikilah Dirimu Bila Ada Celaan


Bergaul dengan manusia, memang tidak seindah mimpi tentang serombongan orang yang pergi bersama-sama, makan bersama, saling tolong-menolong, kasih-mengasihi dan cerita yang menyenangkan. Bergaul di antara sesama manusia, memang boleh menyenangkan, akan tetap tidak jarang menjengkelkan.


Kadang-kadang memang tidak selalu apa yang kita kehendaki sama dengan apa yang dikehendaki orang lain. Demikian juga apa yang dikehendaki orang lain mungkin tidak sama dengan kehendak kita. Sering pula orang mengkoreksi diri kita, atau juga mencela, dan mengungkit-ungkit kesalahan kita, atau membuat kita jengkel dan marah. Menghadapi hal seperti ini hendaklah hamba Allah yang soleh dan mukhlis, tidak menyesali diri, atau menyalahkan orang lain. Hendaklah ia kembalikan segala-galanya kepada Allah, Pemelihara yang tidak diketahui oleh manusia.


Mengembalikan semua masalah kita sebagai hamba, kepada Allah, ialah meminta pertolonganNya, agar terlepas daripada mara bahaya yang datang dari manusia ataupun datang dari diri kita sendiri.


Dalam pergaulan memang diperlukan jiwa yang besar, namun tidak angkuh. Tabah tetapi tidak menyalahkan. Tegar tetapi tetap waspada. Mengkoreksi diri sangat penting, agar mengetahui kelemahan diri kita sendiri, dan berusaha memperbaiki, serta menambah kebaikan. Manusia kadang-kadang tidak mampu melihat dirinya sendiri. Ia lebih pandai melihat orang lain. Sehingga aib yang ada di matanya sendiri tidak nampak olehnya. Banyak kesalahan yang dibuat oleh diri kita sendiri, akan tetapi , kerana kita tidak hiraukan, maka aib itu pun terabai.


Janganlah menganggap koreksi terhadap diri kita sangat menyakitkan, akan tetapi kita sendiri tidak meneliti dan memperbaiki aib diri kita sendiri. Lebih baik kita menyakiti diri sendiri, kerana mengkoreksi aib daripada dikoreksi orang lain kerana ia akan lebih menyakitkan.


Berusaha memperbaiki diri sendiri serta menghidupkan kembali perasaan dan sikap beragama dalam diri adalah ubat yang sangat mujarab dalam pergaulan. Sesudah itu disembuhkan sendiri sakit dan pedih itu dengan tawakal kepada Allah, lalu dipulihkan dengan rida menerima semua yang datang dari Allah.

Sumber: Mutu Manikam Dari Kitab Al-Hikam, Syeikh Ahmad Atailah.
posted by Zaharah at 8:52 PM

0 Comments:

Post a Comment

<< Home